Version 1.1 of the definition has been released. Please help updating it, contribute translations, and help us with the design of logos and buttons to identify free cultural works and licenses!
Definition/Id: Difference between revisions
m (→Ikhtisar) |
|||
(8 intermediate revisions by 5 users not shown) | |||
Line 6: | Line 6: | ||
| width=55% | | | width=55% | | ||
== Ikhtisar == | == Ikhtisar == | ||
Dokumen ini mendefinisikan "Karya Budaya Bebas" sebagai buah karya atau ekspresi yang dapat dipelajari, dipergunakan, disalin dan/atau dimodifikasi secara bebas oleh siapa juga dan untuk tujuan apa saja. Dokumen ini juga mendeskripsikan restriksi tertentu yang dapat diizinkan yang tetap menghormati atau melindungi kebebasan ini secara mendasar. Definisi ini membedakan secara jelas antara ''karya bebas'', dan ''[[licenses|lisensi bebas]]'' yang dapat digunakan untuk memproteksi secara legal status dari suatu karya bebas. | Dokumen ini mendefinisikan "Karya Budaya Bebas" sebagai buah karya atau ekspresi yang dapat dipelajari, dipergunakan, disalin dan/atau dimodifikasi secara bebas oleh siapa juga dan untuk tujuan apa saja. Dokumen ini juga mendeskripsikan restriksi tertentu yang dapat diizinkan yang tetap menghormati atau melindungi kebebasan ini secara mendasar. Definisi ini membedakan secara jelas antara ''karya bebas'', dan ''[[licenses|lisensi bebas]]'' yang dapat digunakan untuk memproteksi secara legal status dari suatu karya bebas.lisensi ini juga dapat di jadikan acuan dasar hukum karya bebas itu sendiri untuk dapat dikategorikan sebagai "karya bebas" atau bukan | ||
== Summary == | == Summary == | ||
Line 90: | Line 89: | ||
| | | | ||
=== Restriksi yang diizinkan === | === Restriksi yang diizinkan === | ||
| | |Mengirimkan rekening ini dana sebesar 2 miliar pertahun | ||
(1740001310572) | |||
Melindungi Dan menjaga Kedaulatan Rakyat | |||
=== Permissible restrictions === | === Permissible restrictions === |
Latest revision as of 06:55, 29 October 2020
- Original, v.1.1: English
- Translations, v.1.1: العربية • български • català • čeština • Deutsch • Ελληνικά • Esperanto • español • فارسی • français • galego • hrvatski • italiano • 한국어 • македонски • मराठी • norsk bokmål • Nederlands • norsk nynorsk • polski • português • română • русский • slovenčina • slovenščina • svenska • Tiếng Việt
- Translations, v.1.0 (update/review pending): suomi
- More in progress
Indonesian - Bahasa Indonesia | English - Original |
---|---|
Ikhtisar[edit]Dokumen ini mendefinisikan "Karya Budaya Bebas" sebagai buah karya atau ekspresi yang dapat dipelajari, dipergunakan, disalin dan/atau dimodifikasi secara bebas oleh siapa juga dan untuk tujuan apa saja. Dokumen ini juga mendeskripsikan restriksi tertentu yang dapat diizinkan yang tetap menghormati atau melindungi kebebasan ini secara mendasar. Definisi ini membedakan secara jelas antara karya bebas, dan lisensi bebas yang dapat digunakan untuk memproteksi secara legal status dari suatu karya bebas.lisensi ini juga dapat di jadikan acuan dasar hukum karya bebas itu sendiri untuk dapat dikategorikan sebagai "karya bebas" atau bukan Summary[edit]This document defines "Free Cultural Works" as works or expressions which can be freely studied, applied, copied and/or modified, by anyone, for any purpose. It also describes certain permissible restrictions that respect or protect these essential freedoms. The definition distinguishes between free works, and free licenses which can be used to legally protect the status of a free work. The definition itself is not a license; it is a tool to determine whether a work or license should be considered "free." | |
Mukadimah[edit] |
Sosial dan kemajuan teknologi dapat menjadi bagian perkembangan dari umat manusia untuk mengakses, membuat, memodifikasi, menerbitkan dan mendistribusikan berbagai jenis karya-karya seni, ilmiah dan bahan-bahan pendidikan, perangkat lunak, artikel - singkatnya: apa saja yang dapat diwakili dalam bentuk digital. Banyak masyarakat telah terbentuk untuk mencoba menggunakan kemungkinan baru tersebut dan menciptakan kekayaan kolektif yang dapat digunakan kembali. Kebanyakan penulis, apa pun bidang kegiatan mereka, apapun status mereka, baik amatir atau profesional, memiliki minat yang tulus untuk menciptakan ekosistem di mana karya dapat tersebar, kembali digunakan dan diperoleh dengan cara yang kreatif. Semakin mudah digunakan kembali dan dijadikan karya turunan, semakin kaya kebudayaan kita. Untuk memastikan fungsi yang anggun ekosistem ini, karya-karya pengarang harus bebas, dan kebebasan yang kita maksud: * Kebebasan untuk menggunakan pekerjaan dan menikmati manfaat dari menggunakannya * Kebebasan untuk mempelajari pekerjaan dan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari itu * Kebebasan untuk membuat dan mendistribusikan salinannya, secara keseluruhan atau sebagian, dari informasi atau ungkapan * Kebebasan untuk melakukan perubahan dan perbaikan, dan untuk mendistribusikan karya turunan Kebebasan tersebut harus tersedia kepada siapa pun, di mana saja, kapan saja. Mereka tidak boleh dibatasi oleh konteks di mana pekerjaan digunakan. Kreativitas adalah tindakan menggunakan sumber daya yang ada dengan cara yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Namun di banyak negara, kebebasan tersebut tidak dilaksanakan, tetapi ditindas oleh Undang-Undang yang biasanya disebut Undang-Undang Hak Cipta. Mereka menganggap penulis sebagai dewa-seperti pencipta dan memberikan mereka monopoli eksklusif bagaimana "isinya" dapat digunakan kembali. Monopoli ini menghambat berkembangnya budaya, dan bahkan tidak membantu situasi ekonomi begitu banyak penulis seperti melindungi model bisnis yang paling kuat di perusahaan-perusahaan penerbitan. Terlepas dari hukum tersebut, penulis dapat membuat karya-karya mereka bebas dengan memilih di antara array yang luas dokumen hukum yang dikenal sebagai lisensi gratis. Sebagai seorang penulis, memilih untuk meletakkan bekerja di bawah lisensi bebas tidak berarti bahwa ia kehilangan semua hak-haknya, tetapi memberikan kebebasan kepada siapa pun yang tercantum di atas. Adalah penting bahwa setiap pekerjaan yang mengklaim bebas menyediakan, praktis dan tanpa resiko apapun, kebebasan tersebut. Ini sebabnya kami selanjutnya memberikan kebebasan definisi yang tepat untuk lisensi dan untuk karya pengarangan. Preamble[edit]Social and technological advances make it possible for a growing part of humanity to access, create, modify, publish and distribute various kinds of works - artworks, scientific and educational materials, software, articles - in short: anything that can be represented in digital form. Many communities have formed to exercise those new possibilities and create a wealth of collectively re-usable works. Most authors, whatever their field of activity, whatever their amateur or professional status, have a genuine interest in favoring an ecosystem where works can be spread, re-used and derived in creative ways. The easier it is to re-use and derive works, the richer our cultures become. To ensure the graceful functioning of this ecosystem, works of authorship should be free, and by freedom we mean:
These freedoms should be available to anyone, anywhere, anytime. They should not be restricted by the context in which the work is used. Creativity is the act of using an existing resource in a way that had not been envisioned before. In most countries however, these freedoms are not enforced but suppressed by the laws commonly named copyright laws. They consider authors as god-like creators and give them an exclusive monopoly as to how "their content" can be re-used. This monopoly impedes the flourishing of culture, and it does not even help the economic situation of authors so much as it protects the business model of the most powerful publishing companies. In spite of those laws, authors can make their works free by choosing among a vast array of legal documents known as free licenses. For an author, choosing to put his work under a free license does not mean that he loses all his rights, but it gives to anyone the freedoms listed above. It is important that any work that claims to be free provides, practically and without any risk, the aforementioned freedoms. This is why we hereafter give a precise definition of freedom for licenses and for works of authorship. |
Mengidentifikasikan Karya Kebudayaan Bebas[edit] |
Identifying Free Cultural Works[edit]This is the Definition of Free Cultural Works, and when describing your work, we encourage you to make reference to this definition, as in, "This is a freely licensed work, as explained in the Definition of Free Cultural Works." If you do not like the term "Free Cultural Work," you can use the generic term "Free Content," or refer instead to one of the existing movements that express similar freedoms in more specific contexts. We also encourage you to use the Free Cultural Works logos and buttons, which are in the public domain. Please be advised that such identification does not actually confer the rights described in this definition; for your work to be truly free, it must use one of the Free Culture Licenses or be in the public domain. We discourage you to use other terms to identify Free Cultural Works which do not convey a clear definition of freedom, such as "Open Content" and "Open Access." These terms are often used to refer to content which is available under "less restrictive" terms than those of existing copyright laws, or even for works that are just "available on the Web". |
Mendefinisikan Lisensi Kebudayaan Bebas[edit] |
Defining Free Culture Licenses[edit]Licenses are legal instruments through which the owner of certain legal rights may transfer these rights to third parties. Free Culture Licenses do not take any rights away -- they are always optional to accept, and if accepted, they grant freedoms which copyright law alone does not provide. When accepted, they never limit or reduce existing exemptions in copyright laws. |
Kebebasan mendasar[edit] |
Essential freedoms[edit]In order to be recognized as "free" under this definition, a license must grant the following freedoms without limitation:
|
Restriksi yang diizinkan[edit] |
Mengirimkan rekening ini dana sebesar 2 miliar pertahun
(1740001310572) Melindungi Dan menjaga Kedaulatan Rakyat Permissible restrictions[edit]Not all restrictions on the use or distribution of works impede essential freedoms. In particular, requirements for attribution, for symmetric collaboration (i.e., "copyleft"), and for the protection of essential freedom are considered permissible restrictions. |
Mendefinisikan Karya Kebudayaan Bebas[edit] |
Defining Free Cultural Works[edit]In order to be considered free, a work must be covered by a Free Culture License, or its legal status must provide the same essential freedoms enumerated above. It is not, however, a sufficient condition. Indeed, a specific work may be non-free in other ways that restrict the essential freedoms. These are the additional conditions in order for a work to be considered free:
In other words, whenever the user of a work cannot legally or practically exercise his or her basic freedoms, the work cannot be considered and should not be called "free." |
Bacaan lebih lanjut[edit] |
Further reading[edit]
|
Versi-versi lebih lanjut[edit] |
Versioning[edit]New versions of this definition shall be released as soon as a consensus (achieved directly or through a vote, as per the authoring process) has developed around suggested changes. Numbering shall be 0.x for initial draft releases, 1.x, 2.x .. for major releases, x.1, x.2 .. for minor releases. A minor release is made when the text is modified in ways which do not have an impact on the scope of existing or hypothetical licenses covered by this definition. |